Langsung ke konten utama

That (Random) Feeling


Pernah nggak, kamu merasa suka/naksir/adore/admire seseorang, tapi kamu cuma bisa diam?
Bukan, bukan karena kamu takut, atau karena dia udah ada yang punya. Tapi karena kamu ngerasa kalau kamu tidak berada di 'level' yang sama dengannya. Bukan minder ataupun rendah diri, tapi lebih ke... sadar diri.

Kamu melihat dia itu something, sedangkan kamu merasa nothing.
Ada perasaan, "Ah, siapalah aku ini.." yang berkecamuk setiap kali dia melintas di benakmu.
Semacam secret admirer, tapi lebih 'parah'. Karena kasusnya disini, tidak ada usaha atau apapun yang bisa (dan mau) kamu lakukan untuk menunjukkan ke dia. Beda dengan secret admirer yang berusaha menunjukkan eksistensi-tanpa-identitas-nya.
Dia berada 'jauh di sana', dan aku 'di rumah' 
Memandang kagum pada dirinya, lewat 'layar kaca' 
Apakah mungkin, seorang biasa, menjadi 'pacar' seorang 'superstar'
(nb: bagian tercetak miring & dalam tanda petik, menunjukkan adanya perluasan makna disini.)

Yang terjadi ialah...
Kamu mendapati dirimu mengamati dia dari 'jauh'; membaca tulisan-tulisannya, mengagumi pemikirannya, mengikuti aktivitasnya... Tanpa terbersit seberkas ide untuk 'muncul' di 'hadapannya'.
Mungkin terbersit,, tapi segera kamu enyahkan. Karena kamu mengingat kembali siapa dia dan siapa kamu. Jadi yang bisa kamu lakukan ya hanya memuji dalam hati dan menyimpan binar-binar yang hadir saat ada dia. 'Ada' disini bukan hanya selalu secara fisik misalnya dia lewat di depanmu, tapi juga dengan kemunculan update dari dia, posting tulisan terbarunya, foto terkini yang dia unggah, dan dari obrolan santai kawan-kawanmu.
Kamu juga tidak membagi rasa ini pada siapapun, even your closest ones. Ibu, ayah, keluarga, sahabat,, sama sekali nihil. Kalaupun ada yang kamu bagi, hanyalah sekelumit dan tanpa menyebut identitas (pastinya), dengan memastikan tidak ada celah sedikitpun yang bisa membuat ia terbongkar. Kamu bisa menjamin, yang tau mengenai apa yang kamu simpan itu hanya Tuhan, dan diri kamu sendiri. entah setan tau apa enggak ya.. 
Kamu terkejut ketika ia membalas email-mu, dan lalu tiba-tiba hadir di mimpimu, padahal sebelum tidur kamu nggak memikirkannya sama sekali. Kemudian kamu mengingat lekat-lekat kisah yang terekam dalam mimpimu itu, kamu bahkan hapal setiap kata yang ia tulis dalam email-nya untukmu. Kamu jadi lebay aneh..
Kamu menerka-nerka segalanya; apa yang sedang ia lakukan, bagaimana cuaca di tempat ia tinggal, apa pendapat dia tentang sesuatu, dan seterusnya. Ya, hanya sanggup menerka-nerka.

Harapan?
Kamu bahkan tidak berani menaruh pengharapan apa-apa.
Although deep inside your heart, you have it for sure. You just don't have any courage to admit it.
You do expect, blow some hope, yet you keep it beneath yourself.

Namun, ini bukan berarti kamu 'menyedihkan'. Kamu hanyalah... tahu diri. Sadar diri.

Dan yang bisa kamu lakukan...
Menyebut namanya dalam sujud di malam-malammu,
Menyelipkan sebaris doa untuknya di setiap tengadah tanganmu,
Berharap agar dia selalu sehat dan dilindungi Tuhan,
Dan, selalu yakin serta percaya pada rahasia takdir-Nya.

If it's meant to be, it will surely find the way.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mein Traumhaus

Ich habe ein Traumhaus. Mein Traumhaus is in der Stadt, in London. Es hat ein Wohnzimmer, vier Schlafzimmer, ein Esszimmer, zwei Badezimmer, eine Küche, einen Leseraum, eine Garage, und viele Fenster. Im Esszimmer stehen fünf Stühle, ein Tisch, und ein Teppich. Das Wohnzimmer hat zwei Sofas, zwei Sessels, einen Tisch, zwei Zimmerpflanzen, einen Kamin, und einen Fernseher. Die Küche ist ziemlich klein aber das ist schön und sauber. Der Leseraum ist mein Lieblingsplatz in das Haus. Da stehen ein Sofa mit viele Kissen, ein Tisch, ein Teppich, eine Holzleiter, zwei Stehlampen, und natürlich, ein groß Bücherregal mit viele Bücher. In das Bücherregal gibt es Romane, Enzyklopädie, Wörterbücher, Geschichtsbücher, Landkarten, und die anderen. Der Leseraum ist breit, ruhig, sehr angenehm und hell! Das haus hat auch ein Schwimmbad und einen Garten. Ich kann es spielen mit meine Familie. Dieses Haus ist nicht billig, aber das ist normal. Mein Traumhaus ist sehr schön...

Your Call

Seharusnya, hari itu biasa-biasa saja, Malam itu simpel-simpel saja, Termasuk juga, dering ponsel itu, tidak berpengaruh apa-apa. Seharusnya. Semestinya, Melihat ponsel berkedip-kedip itu tak mengubah sesuatupun, Mendengar getar ponselku yang tenang itu tak menggemuruhkan, Melihat nama yang berkerlip sejenak di layar 4.7 inci itu tak menggoyahkan apapun. Semestinya. Bagaimanapun, saya nggak kuasa menampik, Perubahan aneh yang kamu datangkan dan memercik detak, Efek dahsyat yang sudah kamu bawa hanya dengan menampakkan nama sekian detik, Kekacauan yang telah kamu picu hanya dengan menggerakkan ponsel saya sejenak, Seumpama kamu tahu dan melihat, Petir yang berhasil kamu sambarkan, Badai yang berhasil kamu hembuskan, Keributan yang berhasil kamu timbulkan. Terima kasih, atas sedikit kehebohan ini. The words popping up on my head after a casual before-bed-talks listening to a roommate's story. Chin up, girl? You're such a fab! :D

The Unspoken First Love...

"eh, lu kudu tanggung jawab..." 'ha? tanggung jawab kenapa?' "tanggung jawab, kita jadi deket kamu yg mulai." 'lho kenapa jadi aku?' "lah yg minta nomer kan kamu. keterusan gini, kalo aku jadi naksir yoopo terus?" 'lha kok iso.. ya ga mungkinlaah' "gatau, kan aku bilang 'kalau'. bisa aja dong," 'yaelah mas gak kiro lah ada2 aja kamu' "misalnya deh sekarang ini aku udah kadung naksir, kamu mau apa?" 'aduh ngga bakalan lah itu.. apaan deh,' "kalo sampe beneran gimana? menurut kamu sekarang," '.....' "kayaknya aku naksir kamu. tanggung jawab -.-' "