Langsung ke konten utama

Sometimes, Growing Up gets you Lulled.

Helloooow guysss! Soooo long time no see, huh?
I am as a 'murtad' blogger hereby kindly apologizing for this not-consistent habit huehehee However, accept me here to share my blabs (back again) ;) Anyway, YOU KNOW WHAT? I've finished my 1st year in the university (which is admitted as Indonesia's Best)!! Wow finally. I feel like I've been waiting for this like... ever. Uhm, ok, not that lebay actually ^.^v Well, unlike those prior posts, I'm here wanna talk about something a bit.... serious. No, no, I won't talk about my school subjects or stuffs, but it's thing that (I believe,) we're all in.
Kamu pelajar? Mahasiswa? Atau mungkin young entrepreneur or even an eksmud or else? Sedang sibuk apa sekarang? Sekolah, kuliah, promosi usaha, berburu beasiswa, apply kesempatan exchange, join international conference & competitions, dan seterusnya sebagainya semacamnya....? Ya, itu memang something yang 'kita banget', apalagi buat temen-temen yang sepantaran sama aku. Because what? I'm doing it too.. Ibarat kerajaan, usia-usia aku (dan kita) disebut-sebut sebagai puncak kejayaan; masa emas. Waktu-waktu saat kita menggantungkan impian setinggi angkasa, memasang target sejauh galaksi milky-way, menghidupkan asa dan harapan masa depan seterang radiasi matahari; dengan semangat dan tekad kuat sekuat daya tarik black hole, meletup-letup dalam dada sedahsyat ledakan big bang. Kalo si Rhoma Irama bilang sih, "darah muda darahnya para remaja". Berbekal mimpi, kita bahkan berani merantau jauh, terpisah dengan keluarga dan sanak saudara tersayang. Dan, kita melakukannya dengan senang hati, bukan?!
For me, being separated from my family isn't something new. Sejak SMP, aku belajar di kota lain yang mengharuskan aku tinggal dengan saudara. Begitupun saat MAN, aku tinggal di asrama bersama teman-teman lain yang bernasib sama. Dan di fase kuliah ini pun begitu. Bedanya, the distance gets even more and more far. I mean, I need to take a 1,5-hour-flight or more than 10 hours by train, to get into my hometown. Tough enough, huh?
As for my daily, tidak bermaksud sok sibuk atau apa, but really, for me, sometimes 25 or even 30 hours are needed in one day. Kuliah, organizational stuffs, dance practice, projects, gathering promise or maybe just a deal to do something with someone,, they did spend both my time and energy. Saking begitunya, terkadang waktu yang tersisa untuk sekedar sayang-sayangan sama ibu dan abah, atau sama keluarga lain, harus mengalah dulu. Gadget did help, but not always. I've got one bad habit that I deeply want to get rid of; lupa bales sms/bbm/chat/semacamnya. Kalau isi dari short message itu informatif, often I forget to just say thanks or what. Kalau misalnya udah omong-omongan dan in the end the topic's over, aku (hampir) selalu jadi the one who didn't reply first. Agh, damn this habit.
Kemarin pas hari terakhir ujian, siang hari aku di-bbm ibu. She said my dad's body temperature was unknowingly getting high and he got a dehydration. At that time I was still on my dance practice so I just slightly read the message (un-detailed), maybe since I was too concentrated on the dance moves. Then at about 4pm after having an interview, Ibu bbm lagi; marahin aku yang keliatan kayak nggak care sama kabar tentang kondisi Abah. Saat itu aku langsung kayak baru nyadar... Oh! My dad's sick! Seketika langsung kuberondong Ibu dengan pertanyaan seputar keadaan Abah, dengan panik yang berusaha aku sembunyikan from my looking. I acted like I stay cool while keep asking and explaining some setelah aku padukan sama ilmu yang aku dapat dan tau. Parahnya, aku bahkan baru tau kalo Abah pernah Hepatitis-A beberapa waktu yang lalu. I was totally clueless about it. Malam itu juga Abah dibawa ke dokter, dicek lab, dan dirawat disitu untuk 1 malam. Ibu yang awalnya berencana ke Jakarta hari Jumat ini, mendadak langsung mutusin untuk ngebatalin. Semua serba tiba-tiba, dan jadi ngga jelas semuanya.
You know what was on my mind that time? I WANNA GO HOME! That's it. But it's not that simple since I still have some responsible left to be done. My mind got more and more cruel as the time passed by. Ah.. If only I could be beside him just to help his eating or praying or else... Actually, it's not something so serious. He's just having dehydration, a bit fatigue, together with his Hepatitis-A history. But, I don't know, at that time, I definitely feel bad as a daughter :(
"Sometimes, we're too busy growing up, and forget that our parents are also growing old"

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Mein Traumhaus

Ich habe ein Traumhaus. Mein Traumhaus is in der Stadt, in London. Es hat ein Wohnzimmer, vier Schlafzimmer, ein Esszimmer, zwei Badezimmer, eine Küche, einen Leseraum, eine Garage, und viele Fenster. Im Esszimmer stehen fünf Stühle, ein Tisch, und ein Teppich. Das Wohnzimmer hat zwei Sofas, zwei Sessels, einen Tisch, zwei Zimmerpflanzen, einen Kamin, und einen Fernseher. Die Küche ist ziemlich klein aber das ist schön und sauber. Der Leseraum ist mein Lieblingsplatz in das Haus. Da stehen ein Sofa mit viele Kissen, ein Tisch, ein Teppich, eine Holzleiter, zwei Stehlampen, und natürlich, ein groß Bücherregal mit viele Bücher. In das Bücherregal gibt es Romane, Enzyklopädie, Wörterbücher, Geschichtsbücher, Landkarten, und die anderen. Der Leseraum ist breit, ruhig, sehr angenehm und hell! Das haus hat auch ein Schwimmbad und einen Garten. Ich kann es spielen mit meine Familie. Dieses Haus ist nicht billig, aber das ist normal. Mein Traumhaus ist sehr schön...

Pentingkah sebuah Senioritas..???

...Senior... Hmm,, kayaknya itu adalah suatu hal yang sensitif banget,, Khususnya buat anak-anak skul yang kelas atu',, ataw di Pergurua Tinggi.. Senioritas seolah menjadi sebuah hal yang wajib dan selalu ada di setiap skulah,, terutama di tahun ajaran baru.. Sebenernya,, Penting nggak sih sebuah senioritas iituh..?? Dari beberapa pengamatan ku pribadi, kadang2 senioritas itu malah terkesan menjadi sesuatu hal yang tabu dalam hubungan antara 2 orang yang baru bertemu dalam hubungan junior-senior sehingga mengakibatkan adanya gap antara 2 kubu untuk saling menjaga jarak sehingga hubungan dan komunikasi menjadi terhambat dan terganggu bahkan bisa saling menimbulkan persepsi-persepsi lain yang diinterpetasikan oleh masing2 pihak yang mungkin bisa saja menjadi salah persepsi mengenai suatu hal. . . Bahkan lebih parahnya lagi, dengan adanya senioritas, kadang2 seseorang/suatu kelompok merasa lebih superior ketimbang kelompok yang lain dan menimbulkan kesan eksklusif sehingg...

Book Review: 2, by Dhonny Dirgantoro

Hello guys! Quite long time no see, eh? This time I wanna share to you all about a book (a novel, actually) that I read several weeks ago. You must be familiar with the phenomenal '5cm' right? If so, then  Donny Dhirgantoro  isn't new for you. This is his 2nd masterpiece. When I first saw this book, I was attracted with its somehow-'mysterious' cover. Donny stays with his style since on 5cm. It's good that he has one unique characteristic. Badminton is unquestionably the most favorite and popular sport in our country; Indonesia. Bunch of world class achievements and awards had been grabbed by our talented athletes, marked Indonesia as one of the leaders in this part. Badminton is a part of most Indonesians' life, in Gusni's family as well. Gusni is a girl whose a huge, gigantic body size since her birth, which undoubtedly made the people around her shocked, even the parents. She lived an a harmonious family with her parents and her older sister; G...